Sejarah masuknya dakwah Islam ke Nusantara adalah melalui jalan perairan di tepi pesisir-pesisir pantai atau hulu sungai, sebagai jalur utama transportasi tatkala itu. Kemudian menyebar luas ke seluruh pelosok dan negeri. Sehingga setiap orang yang hendak meneliti seperti apakah pemahaman yang masuk ke negeri ini pertama kalinya, dia dapat memulai kajiannya dari mereka yang menetap di daerah-daerah pesisir atau kepulauan dan seterusnya.
Semenjak kecil penulis -kebetulan putra salah satu pesisir di Sumatera Barat- selalu melihat orang-orang tua di sana mengaji sifat dua puluh sebagai pelajaran utama dalam aqidah mereka. Kemudian kadang mereka mengatakan, “Fiqh kami fiqh Syafi’i, aqidah kami aqidah Asy’ari, tarekat kami tarekat Naqsyabandi.” Baca lebih lanjut